Research/ Survey

 INSTITUTE FOR STRATEGIC AND DEVELOPMENT STUDIES (ISDS) Sejak berdirinya tahun 2004 telah banyak melakukan riset atau survei menyangkut banyak sektor seperti Evaluasi Kebijakan Publik, Partisipasi rakyat, Perilaku memilih yang di antaranya bisa menjadi bahan penyusunan strategi Pemenangan lebih efektif dan efisien dalam Pemilihan Kepala Daerah seperti Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota hingga Pemilihan anggota DPR dan sejenisnya. Kami juga memiliki pengalaman bekerjasama riset dengan lembaga-lembaga internasional seperti UNESCO, UNDP dsb. Memang Dalam era pemilihan langsung seperti Indonesia sejak pasca reformasi sekarang ternyata factor dukungan data hasil penelitian lapangan semakin penting disamping factor mesin politik partai. Posisi penting factor itu nampaknya terkait dengan cakupan jumlah mereka yang punya hak pilih memiliki jumlah yang besar dengan luas wilayah yang tersebar luas. Konsekuensi dari besarnya jumlah sebaran pemilih pemilu Legislative atau pemilihan Presiden diperlukan metode ilmiah yang simple tapi bisa representative untuk menganalis factor-faktor apa saja yang mempengaruhi rakyat untuk menentukan pilihan dalam pemenangan Pemilihan Legilative dan atau Pemilihan Presidenu. Dengan mengetahui data factor-faktor penentu yang menjadi dorongan pilihan Rakyat dalam Pilpres atau Pemilu bias membantu akurasi bagi pimpinan Pengurus Partai calon Legislative dan kandidat Presiden merumuskan visi, isu, program, sesuai dengan preferensi masyarakat. Kata kuncinya adalah preferensi masyarakat. Para pimpinan Kandidat tidak bisa lagi merumuskan visi, isu, program dan semacamnya hanya berdasarkan harapan, imajinasi, dan obsesi dirinya secara pribadi dari belakang meja, tetapi harus didasarkan pada preferensi pemilih. Kandidat juga tidak bisa mendasarkan pada asumsi membaca harapan, aspirasi, dan kepentingan para pemilih dengan perkiraan subyektifnya sendiri tetapi harus benar-benar didasarkan pada preferensi pemilih. Kedua, Kandidat harus mampu merumuskan strategi yang jitu agar mendapat dukungan dari pemilih. Perumusan strategi ini harus sesuai dengan kecenderungan voting behavior para pemilih, peta politik, pencitraan di media, tokoh yang berpengaruh, termasuk metode kampanye, pemilihan jurkam dan pembentukan tim (manager) kampanyenya. Sekali lagi, perumusan strategi ini juga tidak lagi bisa didasarkan pada asumsi-asumsi dan perhitungan spekulatif di belakang meja, tetapi harus benar-benar didasarkan pada kecenderungan voting behavior para pemilih yang itu hanya mungkin didapatkan dari penelitian lapangan. Untuk itu, Kandidat dituntut mampu merumuskan “barang dagangannya” kepada para pembeli sehingga laku terjual. Dalam dunia politik, para pembeli adalah rakyat yang sudah mempunyai hak pilih. Tak ubahnya dalam dunia bisnis dikenal dengan prinsip “pembeli adalah raja”, hal yang sama juga berlaku dalam dunia politik: “pemilih adalah raja”. Dalam sistem politik demokrasi dimana pemilihan pejabat publik dilakukan secara langsung oleh rakyat, suara pemilih adalah suara “Tuhan”. Para kandidat harus mampu menyelami, memahami dan mendalami kemauan pemilih, kemudian dirumuskan dalam agenda publik yang selanjutnya diartikulasikan dalam proses politik. Dalam konteks semacam ini, suara elit, tokoh masyarakat, bahkan suara lembaga terkadang menjadi tidak begitu penting lagi, karena suara mereka tidak selamanya merepresentasikan suara rakyat. Suara elit dan lembaga-lembaga ini perlu diperhitungkan sejauh para pemilih juga memperhitungkan suara mereka. Oleh karena itu, kandidat pemimpin politik dan Pimpinan Parpol juga dituntut untuk memahami tokoh dan lembaga-lembaga yang masih diperhitungkan oleh pemilih sebagai “figur” panutan, baik untuk dimintai “restu” atau dilibatkan sebagai vote getter. Namun, sekali lagi, untuk menakar tingkat ketokohan elit ini haruslah didasarkan pada penilaian masyarakat secara langsung. Survei bukan hanya membantu para petinggi parpol atau kandidat dalam merancang strategi agar tepat sasaran, tetapi juga efektif dan murah. Acapkali kandidat mengeluarkan banyak uang ( untuk kampanye massa, pembuatan kaos, spanduk bahkan politik uang) tetapi tidak mengetahui efektifitas dari cara-cara tersebut dalam menjangkau pemilih. Dengan survei strategi kampanye bisa dibuat lebih terukur dan efesien. Dengan dana yang tersedia, kandidat bisa menyusun srategi yang efektif dalam menjangkau sebanyak mungkin. Tuntutan data kongkrit untuk Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah Langsung; Gubernur/ Walikota/ Bupati kian mendesak sebab tantangan PILKADA ke depan semakin berat karena pemilih makin kompleks dan gampang berubah pilihan. Disinilah urgensi melakukan penelitian lapangan tentang voting behavior, untuk menggambarkan karakteristik para pemilih, memotret perilaku memilihnya, preferensi mereka terhadap isu, program dan figur pemimpin di daerahnya, pertimbangan-pertimbangan yang dijadikan sebagai dasar menentukan pilihan politik, dan semacamnya. Dengan latar belakang seperti ISDS berhasil banyak membantu kemenangan Kandidat Kepala Daerah, Anggota DPR dan semacamnya. Di Website kami ini kami berikan contoh sebagian laporan hasil penelitian itu baik menyangkut masalah nasional dan local. Tentu tidak bisa kami tampilkan semua hasil penelitian itu karena keterbatasan tempat dan masalah confidensial. Bagi yang ingin bekerjasama dengan kami untuk masalah riset atau membutuhkan kami sebagai konsultan silahkan hubungi kami via WA, atau email.

Survei ISDS dan DPR RI, selengkapnya silahkan klik di sini Survei ISDS-DPR.pdf (376.1 KB)